Senin, 19 Desember 2011

The Role of Religion and Spirituality in Development of Character


The Role of Religion and Spirituality in Development of Character
By Muh Hamim
NIM 10110254

Hakikat Pendidikan
1.      Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu system yang memproses peserta didik menjadi manusia yang memiliki potensi, kompetensi, dan kualitas fisik, intelektualitas , spiritual, serta sikap dan perilaku yang lebih baik
2.      Kualitas produk pendidian selalu dipengaruhi oleh factor instrumental dan factor sosio cultural
Tugas dan Peran Pendidikan
Dalam paradigm Islam, pendidikan mempunyai fungsi dan tugas. Yaitu :
a.       Transfer of belief
b.      Transfer of knowledge
c.       Transfer of value
d.      Transfer of skill
Pendidikan karakter merupakan bagian integral dalam pandangan pendidikan Islam, (terdiri dari keimanan, spiritual, moral dan etika)
Setiap agama setidak-tidaknya mempunyai pilar-pilar doktrin yang mempengaruhi pandangan, sikap dan perilaku pemeluknya yaitu :
a.       Berupa credo (aqidah/keyakinan)
b.      Berupa ritus (ibadah)
c.       Berupa moral
Agama Islam mempunyai pilar lain yang besar pengaruhnya terhadap sikap dan perilaku pemeluknya yakni berupa Islamic law (Syari’ah) dan berupa spiritualitas (tasawuf)
Arus globalisasi telah membentuk masyarakat global dengan cirri-ciri
a.       Masyarakat yang terbuka tanpa batas (borderless society)
b.      Masyarakat ilmiah (scientific society) yang kritis dan rasionalis
c.       Masyarakat yang materialis dan hedonis (materialistic and hedonistic society)
d.      Masyarakat yang serba bersaing (mega competitive society)
e.       Masyarakat yang dekaden dan liberalis (decadent and liberalistic society)
Pembentukan dan pelestarian karakter bangsa dapat dijalankan melalui beberapa cara. Yaitu :
1.      Melalui factor genetika (fitrah)
2.      Melalui internalisasi nilai-nilai agama
3.      Melalui pendidikan dan pembiasaan
4.      Melalui lingkungan sosio-kultural (keluarga, masyarakat dan budaya)
5.      Melalui pengaruh keteladanan pemimpin, elit masyarakat dan pejabat
6.      Melalui rekayasa politik
Ada beberapa basis pendidikan karakter yaitu :
a.       Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai religious (konservasi nilai-nilai suci)
b.      Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai budaya (konservasi cultural)
c.       Pendidikan karakter berbasis lingkungan (konsevari good environment)
d.      Pendidikan karakter berbasis potensi diri (konservasi humanis)
Sampai sekarang pendidikan Islam di dunia masih mengalami ketertinggalan dalam banyak hal, antara lain :
1.      Kuantitatif dan kualitas SDM kependidikan yang masih terbatas
2.      Metodologi dan teknologi pendidikan belum canggih
3.      Lemahnya jaringan institusi dan informasi kependidikan
4.      Kualitas manajemen pendidikan yang belum memuaskan
5.      Lemahnya program dan pendanaan research serta penulisan ilmiah
Di satu sisi lain, pendidikan juga mengalami perubahan dan beberapa tantangan yaitu :
1.      Ilmu pengetahuan dan teknologi mengambil posisi sentral mempengaruhi bukan saja gaya hidup sehari-hari manusia, tetapi juga mempengaruhi nilai-nilai agama, moral dan seni
2.      Nilai agama dan moral akan berlangsung tertantang dan tidak mustahil akan menimbulkan system nilai baru yang berbeda dari apa yang dikenal selama ini
3.      Pengaruh teknologi yang semakin menguasai pola hidup manusia sehari-hari, tidak lagi menjadi masalah di lingkungan masyarakat teknologi, tetapi meluas menjadi masalah etis dan estetis, yang memerlukan re-interpretasi dan rekontekstualisasi



2. Opinion
Memang sangat benar yang dikatakan dan yang dipikirkan beliau. Sama seperti Naquib Al-attas. Pemikir pendidikan dengan dewesternisasinya dan ta’dibnya.
Ada beberapa asset yang memang harus diperhatikan, yaitu asset intelektual, asset social, asset financial, asset manajerial, dan asset jaringan. Kesemua asset itu mempunyai peranan penting dalam pendidikan (khususnya di Indonesia).
Beberapa permasalahan yang tidak begitu kelihatan juga menjadi salah satu masalah pendidikan di dunia ini. Banyak tantangan telah muncul di tengah-tengah kebingungan manusia di sepanjang sejarah, tetapi barangkali tidak ada yang lebih serius dan lebih merusak ke atas manusia dari tantangan yang dibawa peradaban Barat hari ini. Saya berani mengatakan tantangan terbesar yang muncul secara diam-diam pada zaman kita adalah tantangan ilmu, sesungguhnya bukan sebagai lawan kebodohan, tetapi ilmu yang dipahami dan disebarkan ke seluruh dunia oleh peradaban Barat; hakikat ilmu telah menjadi bermasalah karena ia telah kehilangan tujuan hakikinya akibat dari pemahaman yang tidak adil. Ilmu yang seharusnya menciptakan keadilan dan perdamaian, justru membawa kekacauan dalam kehidupan manusia; ilmu yang terkesan nyata, namun justru menghasilkan kebingungan dan skeptisisme, yang mengangkat keraguan dan dugaan ke derajat 'ilmiah' dalam hal metodologi dan menganggap keraguan sebagai sarana epistemologi yang paling tepat untuk mencapai kebenaran; ilmu yang untuk pertama kalinya dalam sejarah itu telah membawa kekacauan ke tiga pemerintah alam: hewan, tanaman dan bahan galian. Butuh untuk saya tekankan di sini bahwa ilmu itu tidak netral, dan tentu saja dapat dimasuki dengan suatu sifat dan konten yang menyamar sebagai ilmu. Tetapi hakikatnya, jika diamati secara keseluruhan, ia bukanlah ilmu yang benar, melainkan hanya berupa tafsiran-tafsiran melalui prisma pandangan alam, sebuah pandangan intelektual dan persepsi psikologi dari peradaban yang memainkan peran kunci dalam perumusan dan penyebarannya pada saat ini. Apa yang dirumuskan dan disebarkan adalah ilmu yang dimasuki karakter dan kepribadian peradaban itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Masukkan Komentar Disini :)